Ontipstech - Kabar baru dari dunia militer Indonesia. Rupanya tidak hanya hadirkan jaringan dan handphone anti sadap saja, rupanya PT Hariff Daya Tunggal Engineering juga memperkenalkan Battlefield Management System (BMS) di hadapan Menteri Pertahanan Republik Indonesia saat itu.
"Saat mendevelop BMS, kami terinspirasi dari sebuah kejadian nyata. Jadi, dulu ada pasukan militer yang menembak kendaraan perang temannya sendiri di medan perang. Hal tersebut dapat terjadi karena sistem yang dimiliki oleh tentara perang tersebut tidak dapat membedakan mana teman mana lawan," ujar Presiden Direktur PT Hariff, Budi Permana.
"BMS yang kami kembangkan ini dapat mencegah terjadinya hal demikian," tambahnya.
Namun yang terpenting, semua sistem BMS dikembangkan dengan protokol dan enkripsi data buatan sendiri, maka kerahasiaan manuver pasukan dan komunikasi data hanya dapat diketahui dan diterima oleh pasukan sendiri.
"Saat sistem dijalankan dengan jaringan yang sudah ada, maka markas besar, dapat mengetahui apa yang sedang dilaksanakan oleh pasukannya di lapangan," papar Budi .
BMS sendiri sudah diuji coba dalam Panser Anoa, Tank Marder dan Main Battle Tank (MBT) pada 2014 lalu. Tidak hanya itu, BMS juga telah menjadi bagian dari kurikulum di Pusat Pendidikan Kavaleri TNI Angkatan Darat.
Semoga bermanfaat bagi kemajuan negara kita Indonesia ini. Khususnya di bidang militer, karena dengan alat ini dapat membantu para prajurit TNI saat bertugas.
"Saat mendevelop BMS, kami terinspirasi dari sebuah kejadian nyata. Jadi, dulu ada pasukan militer yang menembak kendaraan perang temannya sendiri di medan perang. Hal tersebut dapat terjadi karena sistem yang dimiliki oleh tentara perang tersebut tidak dapat membedakan mana teman mana lawan," ujar Presiden Direktur PT Hariff, Budi Permana.
"BMS yang kami kembangkan ini dapat mencegah terjadinya hal demikian," tambahnya.
Namun yang terpenting, semua sistem BMS dikembangkan dengan protokol dan enkripsi data buatan sendiri, maka kerahasiaan manuver pasukan dan komunikasi data hanya dapat diketahui dan diterima oleh pasukan sendiri.
"Saat sistem dijalankan dengan jaringan yang sudah ada, maka markas besar, dapat mengetahui apa yang sedang dilaksanakan oleh pasukannya di lapangan," papar Budi .
BMS sendiri sudah diuji coba dalam Panser Anoa, Tank Marder dan Main Battle Tank (MBT) pada 2014 lalu. Tidak hanya itu, BMS juga telah menjadi bagian dari kurikulum di Pusat Pendidikan Kavaleri TNI Angkatan Darat.
Semoga bermanfaat bagi kemajuan negara kita Indonesia ini. Khususnya di bidang militer, karena dengan alat ini dapat membantu para prajurit TNI saat bertugas.